Asa & Cita Syariat Islam
Cita-cita perjuangan Partai Masyumi tak lepas dari upaya menjadikan Islam sebagai pijakan yang mengatur kehidupan, baik individu, maupun masyarakat, dan negara. Visi menyejahterakan rakyat dan membangun pemerintahan, dibingkai dalam cara pandang Islam.
“Islam itu kalau besar tidak melanda, kalaupun tinggi malah melindungi” demikian Moh Natsir menepis anggapan bahwa jika Islam berkuasa, maka akan terjadi diskriminasi yang luar biasa.
Asas perjuangan bagi Partai Masjumi adalah Islam. Demikianlah yang tertuang dalam anggaran dasarnya. Partai Masyumi berasaskan pada Islam, dan bertujuan untuk terlaksananya ajaran dan hukum Islam di dalam kehidupan baik individu, masyarakat, maupun negara. Adalah asas yang merupakan titik tolak, tempat berpijak, serta ruh bagi perjuangannya.
Tafsir Asas Partai Masyumi dibuka dengan sebuah ayat Al-Qur’an dalam surah Ali-Imran ayat 112 yang artinya, “Ditimpakan atas mereka kehinaan dimana saja mereka berada. Kecuali orang-orang yang tetap menjaga hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia.”
Islam sebagai asas adalah ruh bagi perjuangannya. Partai Masyumi pun merujuk pada kisah Kaum ‘Ad dan Tsamud yang dikisahkan dalam Al-Qur’an. Sebuah kisah dimana suatu bangsa yang diberi karunia luar biasa oleh Allah yang kemudian mereka abai terhadap hukum-hukumNya serta berpaling dari syariat-Nya.
“Maka berulang-ulang kisah tersebut di dalam Al-Qur’an, supaja dapatlah bangsa manusia mengambil peladjaran dan ibrah daripada bekas-bekas berbagai bangsa jang dahulu itu, dan mengerti sebab-sebab jatuhnya; mereka mengabaikan adjaran dan petundjuk-petundjuk daripada pesuruh-pesuruh Allah dan peladjaran daripada tanda2 dalam keadaan dan kedjadian jang telah lalu itu,” Begitulah Partai Masjumi menjelaskan dalam dokumen resminya.
“Konfrontasi dalam toleransi”, begitulah Moh Natsir menjelaskan kiprah Partai Masyumi di gelanggang perpolitikan kala itu. Partai Masyumi hadir dengan menawarkan gagasan-gagasan Islam ditengah sistem-sistem buatan manusia yang terbukti gagal, yaitu sosialisme-komunisme dan kapitalisme-sekulerisme.
Asas kuat inilah yang mengarungi 16 tahun masa hidupnya hingga akhirnya dipenggal oleh tali gantungan rezim otoriter orde lama [].
Sumber :
Artawijaya. 2014. Belajar dari Partai Masjumi. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
Sumber gambar: https://s.republika.co.id/uploads/images/xlarge/kampanye-masyumi-pada-pemilu_200308195539-273.jpg