IMF dan Lingkaran Setan Korporatokrasi
“Masihkah kita sebagai insan akademik-ilmiah terjerat dan terkooptasi oleh pemikiran-pemikiran ekonomi mainstream yang compang camping ini? Masihkah kita, atau makinkah kita, memberhalakan teori pasar-bebas yang bersubstansi neoklasikal dan neoliberalisme?”
Prof. Dr. Sri-Edi Swarsono (Guru Besar Universitas Indonesia) dalam bukunya, Ekspos Ekonomika: Mewaspadai Globalisasi dan Pasar Bebas. Putstep UGM. Yogyakarta.
Mekanisme Korporatokrasi
John Perkins dalam bukunya “Confessions of an Economic Hitman”, menjelaskan bahwa Korporatokrasi adalah sebuah sistem yang dikendalikan oleh korporasi-korporasi dunia demi keuntungan mereka semata. Sistem ini tidak peduli dengan kerusakan alam, juga tidak peduli dengan hilangnya jutaan nyawa manusia, karena yang mereka pedulikan adalah keuntungan yang masuk ke dalam kantong mereka. Inilah sistem yang sekarang mengatur dunia ini.
Dalam bukunya yang berjudul “Agenda Mendesak Bangsa”, bapak Amien Rais menjelaskan bagaimana struktur sistem ini. Korporatokrasi dibangun oleh para korporasi-korporasi yang dengan pengaruhnya (sebagaimana juga ditulis Ust. Ismail Yusanto di pengantar buku “Bukan, Tapi Perang Terhadap Islam”) mampu mendapatkan perlindungan dari negara adidaya dan seluruh kekuatan militernya.
Korporasi ini juga didukung oleh lembaga keuangan internasional untuk menjerat para korbannya, serta media massa dan intelektual bayaran agar kebobrokan kinerja mereka tidak diketahui oleh dunia. Berikutnya yang paling penting adalah para penguasa negeri-negeri berkembang yang bermental jongos yang rela menjual aset negaranya untuk kepentingan kekuasaan yang sesaat. Inilah pilar utama Korporatokrasi.
Cara Kerja IMF dalam Menjerat Korbannya
Hari ini kita bisa melihat bagaimana IMF (bersama sejumlah lembaga keuangan dunia yang lain seperti World Bank juga WTO) adalah lembaga-lembaga yang menjebak negara-negara berkembang agar mau membuka aset keuangan, usaha, dan sumber daya alam mereka secara cuma-cuma melalui mekanisme hutang. Mereka dengan sengaja melahirkan krisis ekonomi global kemudian menerjunkan para bandit-bandit ekonomi yang menawarkan berbagai analisis data serta solusi-solusi ekonomi yang penuh tipu daya kepada para penguasa-penguasa negara dunia ketiga.
Dengan menghalalkan segala cara mereka menjerat korbannya hingga sang korban mau menandatangani berbagai perjanjian ekonomi yang menjerat negaranya. Maka masuklah negara tersebut dalam jerat jebakan ekonomi yang pada akhirnya hanya melahirkan eksploitasi besar-besaran SDA, kerusakan lingkungan, upah kerja murah, hilangnya kedaulatan ekonomi, hingga inflasi gila-gilaan yang membawa negara tersebut pada ketergantungan hutang terus-menerus dan menjadi hamba sahaya korporasi-korporasi serakah
Sumber:
Dr. Muhammad Abbas.. Bukan, Tapi Perang Melawan Islam. Wacana Ilmiah Press. Surakarta.
John Perkins. 2007. Pengakuan Bandit Ekonomi: Kelanjutan Kisah Petualangannya di Indonesia & Negara Dunia Ketiga. Ufuk Press. Jakarta
Muhammad Amien Rais. 2008. Agenda Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia. PPSK Press. Yogyakarta.
Gambar: https://www.sott.net/image/s16/326909/full/4975150_f1024.jpg