Layakkah Kita Mewujudkan Janji Mulia Sang Nabi?
“Siapa saja yang ingin melihat kondisi umat hari ini, lihatlah orang tuanya. Namun, siapa yang ingin melihat kondisi umat di masa depan, lihatlah anak mudanya.”
Terwujudnya bisyarah atas pembebasan Konstanstinopel bukanlah peristiwa kebetulan, melainkan sebuah penaklukkan besar yang penuh dengan persiapan.
Sejak kecil, Muhammad Al Fatih telah dididik oleh ulama pilihan, Syekh Aaq Syamsuddin yang mengajarkannya banyak disiplin ilmu hingga tumbuh menjadi remaja dengan kepribadian yang unggul. Ia adalah pribadi yang tidak pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu, shalat sunnah rawatib, bahkan shalat tahajjud
Tidak hanya ditanamkan kemampuan beragama, dalam dirinya juga dibentuk mental pembebas melalui berbagai cerita dan strategi perang para penakluk, kisah syahid dan mulianya para mujahid, serta senantiasa diingatkan mengenai bisyarah Rasulullah dan terwujudnya janji Allah.
Maka sungguh, ketika perjuangan mewujudkan kebangkitan Islam terus dilakukan, maka sudah selayaknya kita kembali merenungi, “Bagaimana dengan kualitas pemuda hari ini? Sudahkah kita layak mewujudkan janji mulia tersebut?”
Jika jawabannya adalah belum, maka sudah saatnya bagi kita untuk berubah
“Siapapun dirimu hari ini, percayalah… 10, 20, bahkan 30 tahun lagi, dirimu akan menjadi tokoh umat yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat”