Melejitkan Literasi Islam di Tengah Pandemi Guna Mengurangi Anxiety
Oleh: Mega R. Mustafa
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan ribuan manusia harus beraktivitas di tempat tinggal masing-masing. Hal ini disebabkan karena maraknya penularan COVID-19 sehingga segala aktivitas manusia seolah memberikan nafas bagi bumi untuk sejenak merasa lega dari hiruk pikuk kepentingan manusia.
Pandemi ini tidak saja mengakibatkan ribuan nyawa tertelan, tetapi dampak dari diberlakukannya pembatasan aktivitas sosial masyarakat menyebabkan adanya gangguan psikologis, salah satu dari banyaknya gangguan yang muncul ialah kecemasan atau anxiety. Atkinson (Muslimin, 2013) mengemukakn bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah “kekhawatiran”, “keprihatinan”, dan “rasa takut”.
Kecemasan ini telah banyak menimbulkan kondisi seperti panic buying, pengaruh hoax, dan kondisi psikologis lainnya. Kecemasan ialah salah satu potensi dasar yang biasa disebut gharizatun baqa’ yang dimiliki oleh manusia sebagai wujud pertahanan diri dari kondisi yang sedang dialami. Manusia yang mengalami kecemasan adalah manusia yang normal terlebih pada kondisi pandemik COVID-19.
Sebagai seorang muslim, pemenuhan gharizatun baqa’ sebagai salah satu dari potensi dasar manusia ini tidak begitu saja dapat tersalurkan sesuai dengan hawa nafsu manusia. Apabila manusia mengalami kecemasan dan menyikapi kecemasan tersebut dengan cara yang bathil, justru ini akan mengantarkan manusia pada keadaan yang lebih buruk dan merugikan manusia itu sendiri.
Oleh sebab itu, sangat perlu bagi seorang muslim menyadari kembali salah satu kewajibannya yakni menuntut ilmu agama sebagai jalan untuk menemukan pemenuhan potensi tersebut dengan cara yang shahih. Kecemasan di tengah pandemi COVID-19 tentu banyak mengambil alih perhatian individu dari segala aspek sehingga melupakan sebagian aspek yang lain. Salah satu aspek tersebut adalah kurangnya literasi Islam di tengah pandemi COVID-19.
Kondisi saat ini seharusnya menjadikan kita sebagai individu yang akan memperbanyak bacaan berkaitan dengan tsaqofah Islam sebagai salah satu wujud mengatasi kecemasan yang dialami. Apabila aktivitas kita berputar hanya pada kecemasan yang tidak terkendali, justru akan semakin meningkatkan resiko timbulnya masalah psikologis yang baru.
Memperkaya khazanah keilmuan kita tentang Islam tentu akan membawa kita pada kondisi yang akan menstabilkan proses berpikir kita dalam menghadapi situasi. Tak jarang apabila kemampuan literasi ini diabaikan, maka situasi yang dihadapi akan menyebabkan individu untuk berpikir secara dangkal.
Abdurrahman (2005) mengemukakan bahwa berpikir secara dangkal muncul sebagai akibat dari kurangnya studi yang mendalam dan menyeluruh terhadap informasi-informasi tentang fakta yang dihadapi. Berdasarkan hal tersebut, kecemasan yang dialami individu akan semakin merugikan apabila individu hanya menerima informasi secara parsial tanpa mencari tahu lebih dalam tentang fakta yang terjadi sehingga menimbulkan kecemasan yang lebih tinggi.
Apabila individu memiliki banyak informasi yang shahih tentang bagaimana potensi dasar dalam hal ini kecemasan dapat diatasi dalam pandangan Islam, tentu saja kecemasan tersebut akan semakin berkurang. Informasi yang shahih hanya bisa didapatkan apabila individu memperbanyak literasi Islam. Potensi dasar yang diturunkan oleh Allah SWT sejatinya telah memiliki tuntunan tentang bagaimana cara mengatasi atau menurunkannya.
Hal tersebut tentu saja tidak akan dapat tertanggulangi apabila individu kurang memiliki informasi atau khazanah pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut, sangat penting bagi individu untuk melejitkan literasi di tengah pandemi COVID-19 ini guna mengatasi segala informasi atau fakta yang ada saat ini yang berpotensi menimbulkan gangguan psikologis seperti kecemasan dan/atau gangguan psikologis lainnya untuk menjauhkan individu dari taraf berpikir dangkal yang selanjutnya akan banyak merugikan individu itu sendiri.
Wallahu a’lam bishshowwab.
Pustaka:
Abdurrahman, M. (2005). Membangun Pemikiran yang Cemerlang. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.
Muslimin, K. (2013). Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan berkomunikasi di depan umum (kasus mahasiswa fakultas dakwah inisnu jepara). Jurnal Interaksi. 2(2). 42-52.