Pembelaan Sultan Abdul Hamid II Atas Palestina
“Sesungguhnya andaikan tubuhku disayat-sayat dengan pisau atau salah satu anggota badanku dipotong, maka itu lebih aku sukai daripada aku perkenankan kalian tinggal di bumi Palestina yang merupakan negeri kaum muslimin. Sesungguhnya bumi Palestina telah dibebaskan dengan pengorbanan darah. Dan sekali-kali bumi itu tidak akan dapat dirampas dari mereka melainkan dengan pertumpahan darah. Dan sungguh, Allah telah memuliakanku sehingga dapat berkhidmat kepada agama Islam selama 30 tahun. Dan aku tidak akan mencoreng sejarah para leluhurku dengan aib ini.”
Tidak hanya tegas, namun Sultan Abdul Hamid II merupakan sosok yang sangat bertanggung jawab. Di tengah lilitan hutang yang diderita Khilafah, Sultan membiayai peperangan dengan Rusia dari harta pribadinya sendiri. Dalam catatan hariannya, Sultan mengungkapkan,
“Aku segera memberi bantuan untuk para korban malapetaka yang terjadi selama perang tersebut. Aku telah mencurahkan seluruh kemampuanku untuk mengadakan tempat-tempat penampungan, berbagai kemudahan dan sarana-sarana penunjang yang dapat meringankan beban para pengungsi yang merupakan saudara kami seagama.”
Apa yang beliau lakukan tidak dianggap beban, melainkan atas dasar tanggung jawab amanahnya sebagai seorang pemimpin. Beliau melanjutkan dalam catatannya,
“Aku keluarkan biaya dari kantongku sendiri dalam rangka taqarrub dan pendekatan diri kepada Allah, untuk hamba-hamba-Nya yang telah Dia jadikan amanah di pundakku. Dana tersebut aku keluarkan untuk sebagian besar pedesaan tempat tinggalnya para pengungsi.”
Sosok Sultan yang begitu tegas dan kuat menjadi penghalang utama bagi musuh-musuh Islam dalam menghancurkan Khilafah. Karena bahayanya, Sultan Abdul Hamid II dicopot secara paksa dari jabatannya, diasingkan ke wilayah Tesalonika (wilayah Yahudi, saat ini salah satu wilayah di Yunani), kemudian musuh-musuh Islam mengganti kepemimpinan Khilafah dengan penguasa-penguasa boneka. []
Sumber:
Asy-Syahid Syekh Abdullah Azzam. 2000. Runtuhnya Khilafah dan Upaya Menegakkannya. Al Alaq Pustaka. Solo.
Dr. Muhammad Harb. 2004. Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II. Pustaka Thariqul Izzah. Bogor.