Seruan Ulama atas Urgensi Keberadaan Khilafah
Yang paling dibutuhkan dakwah Islam pada zaman sekarang adalah Daulah Islam, agar bisa menjadi tumpuan risalah Islam, aqidah maupun tatanan, ibadah maupun akhlaq, kehidupan maupun peradaban, yang dapat menegakkan semua sektor kehidupan, yang dilandaskan kepada risalah yang universal ini, membuka pintu bagi setiap orang mukmin yang hendak hijrah ke sana dari wilayah orang-orang kafir, zhalim, dan menyimpang.
Daulah seperti ini merupakan urgensi Islam, yang sekaligus merupakan urgensi kehidupan manusia. Karena Daulah seperti itu akan menghadirkan nilai yang hidup dan kombinasi antara materi dan ruh bagi kehidupan manusia, mengakomodasikan antara kemajuan peradaban dan keluhuran akhlaq, yang sekaligus merupakan batu bata permata berdirinya Daulah Islam yang agung, yang menyatukan umat Islam di bawah panji Al-Qur’an, di bawah lindungan Khilafah Islam. Tetapi kekuatan yang memerangi Islam senantiasa berusaha secara optimal agar daulah ini tidak bisa berdiri di penjuru dunia mana pun, sekalipun wilayahnya kecil dengan penduduk yang sedikit.
Orang-orang Barat bisa membiarkan berdirinya negara Marxis. Orang-orang komunis bisa membiarkan berdirinya negara Liberalis, tetapi mereka tidak akan membiarkan berdirinya Daulah Islam yang sebenarnya.
Setiap kali ada harakah Islam yang sukses dan dikhawatirkan akan berkembang menjadi sebuah Daulah, maka secepat itu semua kekuatan orang-orang kafir, internasional maupun lokal dikerahkan ke sana, lewat cara pengusiran, embargo bahan makanan, penyiksaan, pembantaian dan distorsi. Belum selesai dengan satu cara, sudah disusul dengan cara lain, agar harakah itu terjepit dan menderita., tidak lagi menuntut dan berambisi.
Aneh sekali jika komunisme bisa mendapatkan sebuah negara yang menyerukan semua itu, mengajak manusia kepadanya dan dengan dukungan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Sementara itu, kita tidak mendapatkan pemerintahan Islam yang mau melaksanakan kewajiban dakwah kepada Islam, yang menghimpun semua kebaikan tatanannya dan mengenyahkan keburukan-keburukannya, lalu menyodorkan kepada bangsa lain agar menjadi tatanan internasional untuk memecahkan berbagai problem kehidupan manusia. Padahal, Islam menjadikan dakwah sebagai kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tapi, di manakah para penguasa kita yang seperti ini? Mereka telah terbuai dalam ayunan orang-orang luar, berpikir seperti pemikiran mereka, mengikuti jejak mereka dan berlomba mendapatkan pengakuan mereka.
Hasan Al-Banna pernah berkata, “Andaikan saja kita mempunyai suatu pemerintahan Islam yang benar-benar sesuai dengan Islam, memiliki iman yang benar, bebas dalam pemikiran dan pelaksanaannya, mengetahui besarnya simpanan yang ada di dalamnya, menyadari keagungan tatanan Islam yang diwarisinya, bisa menjaga kesehatan rakyatnya dan menunjuki semua manusia, maka kita bisa meminta kepada pemerintah Islam itu untuk menopang dunia dengan nama Islam, agar meminta kepada negara-negara lain untuk mengkaji dan mengarahkan pandangan serta dakwah secara kontinyu, penyajian dalil yang memuaskan, pengiriman delegasi secara berturut-turut dan penggunaan berbagai sarana dakwah yang memungkinkan. Andaikan ini terwujud, maka pemerintah itu bisa menjadi sentral rohani, politik dan aktivitas bagi pemerintah yang lain, memperbarui kehidupan rakyat, mendorongnya kepada kemuliaan dan cahaya, membangkitkan semangat, optimisme, dan kesungguhan mental.”
Sumber:
Dr. Yusuf Al-Qardhawy. 2000. Fiqih Daulah dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sunnah. Pustaka Al-Kautsar: Jakarta.