Tujuh Kata yang Dikhianati
“Bukan semata-mata lantaran Umat Islam adalah golongan yang terbanyak di kalangan rakyat Indonesia seluruhnya, kami mengajukan Islam sebagai dasar negara
Baca Selengkapnya“Bukan semata-mata lantaran Umat Islam adalah golongan yang terbanyak di kalangan rakyat Indonesia seluruhnya, kami mengajukan Islam sebagai dasar negara
Baca SelengkapnyaDalam konstelasi politik di Indonesia saat ini, yang tersisa dalam medan pertarungan tinggal partai-partai nasionalis dan partai-partai Islam (baik yang
Baca SelengkapnyaDalam sidang konstituante, sebagaimana yang dibukukan langsung oleh Wilopo (Ketua Konstituante 1955-1959) dalam arsip, “Tentang Dasar Negara Republik Indonesia dalam
Baca Selengkapnya“Ada pula anggota yang terhormat berkata, ‘barangsiapa yang hendak menukar Pancasila dengan dasar lain, adalah dia berkhianat kepada arwah pemimpin-pemimpin
Baca SelengkapnyaSikap PKI soal menerima Pantja Sila, terutama sila pertama, yang berisikan Ketuhanan Yang Maha Esa memang tidak jelas. Pada bulan
Baca SelengkapnyaPolemik Soal Pantja Sila begitu terasa di Sidang Konstituante. Faksi Islam membawa Islam sebagai dasar negara, alih-alih membawa Pantja Sila.
Baca SelengkapnyaIngatan dikhianati masih terekam jelas. 18 Agustus 1945, penghapusan “tujuh kata” di Piagam Djakarta begitu membekas di relung hati Umat
Baca SelengkapnyaBandung menjadi tempat perhelatan penting. Di Kota Kembang inilah, sidang Dewan Konstituante berlangsung panas. Gedung Merdeka telah menjadi saksi bisu
Baca SelengkapnyaDi tengah perdebatan antar kubu yang berlangsung panas dalam sidang PPKI, Bung Karno sebagai ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Baca Selengkapnya