Tentang Uncle Sam: Sultan Abu Al-Mafakhir
“Kenapa Amerika Akhirnya Menggunakan U.S.?
___
Kenapa Kok Depannya U.S.?
Uncle Sam!
Sam Nya Adalah Sultan Abul Mufakhir! Banten Itu!”
___
Pernyataan dari Lord Rangga itu jelas tak bisa diseriusi. Namun, sebenarnya siapa sih Sultan Abu al-Mafakhir itu? Apa kaitan beliau dengan Khilafah?
___
Sebenarnya ada satu fakta yang ingin kami hadirkan di kesempatan yang mulia ini, yaitu pada momen Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Nicko Pandawa dalam acara launching film “Jejak Khilafah di Nusantara 2”,
“Bahwasannya, di hari ini, 380 tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 1636. Itu pernah terjadi satu momen, ketika ada 3 orang utusan dari Kesultanan Banten itu pulang dari Mekkah al-Mukarramah. Dan mereka (ketika datang itu), membawa sepucuk surat dari Syarif Makkah yang menjadi wakil (wali) dari Khalifah ‘Utsmaniyyah – saat itu adalah Khalifah Murad ke-IV.”
“Surat ini datang dari Syarif Zaid bin Muhsin al-Hasyimi. Beliau seorang Syarif Mekkah, dan beliau menyampaikan surat kepada Sultan Banten, yaitu Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qadir.
Dalam surat itu, Syarif Mekkah mengukuhkan Banten, Makassar, dan Mataram sebagai Kesultanan yang sah atas legalitas Khalifah ‘Utsmaniyyah dan Syarif Mekkah.”
“Dan atas dasar itu semua, maka Syarif Mekkah menganjurkan agar penduduk Banten, Mataram, dan Makassar, untuk merayakan Maulid. Itu, tercatat dalam (buku) Sajarah Banten (karya Prof. Dr. Titik Pudjiastuti S.S., M.Hum.)
Dalam rangka apa? Ya syukuran! Bahwasannya, kekuasaan yang sah untuk melaksanakan syariat Islam dan tergabung dalam Khilafah itu, sebagai tanda syukurnya, adalah dengan perayaan Maulid.
Maka dalam budaya kita, banyak budaya gerebek mulud, muludan, dan sebagainya.”
“Itu merupakan sebuah budaya yang mulia, dan dia itu memiliki akar historis yang dalam, dan sebagai bentuk penghormatan kepada nabi kita yang mulia, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”