Umat Islam Vs Kafir Penjajah: Perang Pemikiran Sebelum dan Setelah Runtuhnya Khilafah
Selama mempelajari Khilafah, pernahkah memiliki pertanyaan-pertanyaan seperti:
1.Bagaimana kondisi sosial dan politik Khilafah menjelang 1924?
2.Kok bisa Khilafah yang katanya adidaya itu runtuh?
3.Mengapa Mustafa Kemal dengan mudahnya dapat membubarkan Khilafah? Tidak adakah usaha untuk mencegah keruntuhannya?
4.Apa yang dilakukan oleh umat Islam setelah Khilafah dibubarkan?
Teruntuk yang memiliki pertanyaan serupa, percayalah. Hal semacam itu juga terjadi pada kami.
Kita bahkan sama-sama kecewa, dan terus mempertanyakan kesalahan sikap dan pemikiran umat Islam di masa itu.
Bagaimana dan mengapa semua itu bisa terjadi?

Apa yang terjadi di Istanbul sana, ternyata juga berhubungan dengan negeri kita, yang dahulu disebut Hindia-Belanda.
Snouck Hurgronje, orientalis Belanda yang pura-pura masuk Islam demi mempelajari kelemahan kaum muslimin itu, bahkan mewanti-wanti bahaya pengaruh Khilafah di negeri ini,
“Apapun yang bisa menyebabkan dihentikannya pemborosan waktu dalam mempersoalkan ‘Khilafah’ dan ‘Perang Suci’, boleh dianggap sebagai sesuatu yang patut diberi penghormatan setinggi-tingginya.”
Nyatanya, negeri kita sejak dulu memang memiliki hubungan yang sangat erat dengan Khilafah. Bahkan di masa penjajahan Portugis, Istanbul kerap mengirim bantuan ke penjuru negeri ini.

Fakta-fakta tersebut tentu memicu beragam pertanyaan:
1.Bagaimana mungkin pusat Khilafah yang ada di Istanbul sana dengan negeri ini memiliki hubungan, padahal jaraknya terpaut ribuan kilometer?
2.Jika hubungan itu memang ada, mengapa buku-buku sejarah Indonesia tidak mengungkapnya?
3.Apakah para tokoh bangsa saat itu, seperti Soekarno, Agus Salim, hingga Tjokroaminoto pernah berinteraksi dengan isu-isu Khilafah?
4.Jika nilai-nilai Islam sedemikian melekat di negeri ini serta tokoh-tokoh Islam di masa awal kemerdekaan memang mendukung penerapan syariat Islam (sebagaimana yang termaktub dalam 7 kata piagam Jakarta), mengapa mereka tidak menyerukan pendirian Khilafah?
Buku “Khilafah dan Ketakutan Penjajah Belanda” lahir dengan menjawab berbagai pertanyaan tersebut.
MESKI TEMA BESAR BUKU INI ADALAH PENJAJAHAN BELANDA, NAMUN PEMBAHASANNYA JUGA MELIPUTI SITUASI POLITIK KHILAFAH MENJELANG DAN PASCA KERUNTUHANNYA. SEMUA HASIL PENELITIAN SERIUS ITU, DITUANGKAN DALAM SATU BUKU.
Jadi, untuk yang masih bertanya-tanya mengenai:
1.Bagaimana peran Inggris, Prancis, dan negara-negara imperialis lain dalam menghancurkan Khilafah?
2.Mengapa setelah Khilafah runtuh, umat Islam tidak segera mengangkat Khalifah penggantinya?
3.Apa pengaruh sekularisme dan nasionalisme bagi keruntuhan Khilafah?
4.Bagaimana mungkin umat Islam di Jazirah Arab dan di Turki dapat bersitegang, padahal dahulu keduanya bersatu?
Serta beragam pertanyaan dasar lainnya seputar Khilafah, seperti:
1.Apa itu Khilafah?
2.Apakah Khilafah yang dipimpin oleh orang-orang Turki yang bukan keturunan Quraisy itu tetap sah disebut sebagai Khilafah?
3.Benarkah Khilafah hanya berumur 30 tahun?
4.Bisakah Presiden yang banyak berkuasa di negeri-negeri muslim itu disebut sebagai Khalifah?
Maka buku “Khilafah dan Ketakutan Penjajah Belanda” sangatlah tepat untuk memuaskan dahaga intelektual kita.
Tak cukup sampai di situ. Karena buku ini sangat komprehensif, hubungan berbagai tokoh yang sangat berperan besar atas keruntuhan Khilafah saat itu, juga dijelaskan sangat detail dalam buku ini. Misalnya
1.Bagaimana strategi politik Napoleon Bonaparte dalam menaklukkan Mesir dan mengacak-acak kesatuan umat Islam?
2.Mengapa Sultan Abdul Hamid II dalam buku hariannya menyebut seorang Jamaluddin al-Afgani yang dikenal sebagai seorang mujaddid dalam Islam, sebagai seorang pelawak sekaligus agen Inggris?
3.Bagaimana memahami posisi tokoh-tokoh seperti Muhammad ‘Abduh dan Rasyid Ridha dalam perjuangan penerapan syariat Islam di masa modern ini?
4.Apa yang diinginkan oleh Syarif Husain sang Gubernur Mekkah dalam persekongkolannya dengan Inggris? Bagaimana hubungannya dengan “Lawrence of Arabia” sang agen Inggris?
5.Bagaimana sikap Wahhabi terhadap Khilafah?

Buku ini memang disiapkan khusus sebagai usaha serius untuk memahami kondisi umat Islam sebelum dan pasca keruntuhan Khilafah.
Istimewanya, buku ini ditulis oleh Nicko Pandawa, penulis naskah film “Jejak Khilafah di Nusantara”

Klik http://linktr.ee/kli.books untuk pembelian buku “Khilafah dan Ketakutan Penjajah Belanda”