PemikiranUlasan Buku

Bagaimana Caranya Membentuk Kebiasaan Membaca?

Share the idea

Dari berbagai instrumen manusia, tak syak lagi yang paling mencengangkan adalah buku. Yang lain adalah perpanjangan ragamu. Mikroskop dan teleskop adalah perpanjangan penglihatan; telepon adalah perpanjangan suara; lalu kita memiliki bajak dan pedang, perpanjangan lengan. Namun buku berbeda: buku adalah perpanjangan ingatan dan imajinasi”

Fernando Baez, dalam bukunya yang berjudul, “Penghancuran Buku dari Masa ke Masa”.

Ada sebuah pertanyaan menarik. Bagaimana caranya membentuk kebiasaan membaca?

Jika pertanyaan ini ditanyakan pada beberapa orang, percayalah, bahwa penanya akan mendapatkan jawaban yang berbeda. Mengapa? Karena hal tersebut jarang dijawab secara fundamental, dan lebih sering dijawab berdasarkan opini dan pengalaman pribadi masing-masing.

Namun, kami ingin memberikan sebuah insight baru yang didasarkan pada hal-hal principal mengenai aktivitas literasi.

Umumnya, seseorang akan melakukan suatu perbuatan, ketika ia merasa membutuhkan hal tersebut. Sebagai contoh: manusia membutuhkan aktivitas makan dan minum. Oleh karena itu, ia melakukan aktivitas tersebut. Karena jika tidak, cepat atau lambat, ia akan mati.

Manusia makan dan minum, karena butuh. Manusia menikah, karena butuh. Manusia belajar, karena butuh. Manusia beribadah, karena butuh. Jika tidak didasarkan karena kebutuhan, tentu akan dilakukan setengah-setengah.

Oleh karena itu, berbagai aktivitas literasi (seperti membaca, diskusi, menulis, dan lain sebagainya) sudah selayaknya seperti aktivitas makan dan minum, yang jika tidak dilakukan, akan menyebabkan “kematian”.

Berikut ini kami rangkumkan beberapa alasan yang dapat kamu gunakan untuk melakukan kebiasaan membaca:

1. Membaca untuk memanfaatkan waktu

“Salah satu tanda bahwa Allah mulai berpaling dari seorang hamba ialah tatkala dijadikannya sibuk dalam hal-hal yang tak penting baginya.”

2. Membaca untuk memahami gejala sosial

“Buku adalah jembatan ilmu untuk menghubungkan pengetahuan dengan kehidupan nyata. Pengetahuan bisa saja terkenal bias politik. Saat informasi Khilafah terlihat semakin bias, saat itulah kita memerlukan peningkatan literasi untuk mengetahui aktualisasi isu Khilafah saat ini dan akan bergulir ke mana di masa yang akan datang.”

3. Membaca untuk menghasilkan tulisan yang menggugah sekaligus sebagai amal jariyah

Baca, tulis. Dengar, bicara.

Siapapun yang dapat menghasilkan karya tulis yang menggugah, pastilah ia seorang pembaca yang baik. Siapa pun yang memilik kemampuan berbicara yang berpengaruh, pastilah ia seorang pendengar yang baik.

4. Membaca sebagai bentuk ibadah dalam rangka belajar, menambah wawasan, mewaspadai pemikiran selain Islam, dan meningkatkan derajat

“… niscaya Allah akan mengangkay (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (TQS Al-Mujadilah/58: 11)

5. Membaca dalam rangka berdakwah dan mencerdaskan umat

Bagaimana mungkin mencerdaskan umat, jika kita sendiri saja tidaklah cerdas?

Terakhir, izinkan kami kembali mengutip perkataan seorang ulama pejuang Syari’ah dan Khilafah, Ismail Al-Wahwah,

“Wahai ulama kaum muslimin, ketika disebut Khilafah, kalian selalu mengatakan umat belum siap. Padahal, kalianlah yang belum siap dan tidak menyiapkan umat. Kalian membahas semua persoalan, thaharah, wudhu, haid, nifas, tapi tidak mau membahas Khilafah. Kalian mengambil semua hukum dari Al-Qur’an, tapi giliran masalah politik kalian pergi ke Amerika, Eropa, Inggris, dan lain-lain. Wahai kaum muslimin, jangan kalian takut pada mereka. Mereka punya otak, kita juga punya otak. Mereka punya kecerdasan, kita juga punya kecerdasan. Mereka punya kekuatan, kita juga punya kekuatan. Tapi kita punya Allah, sedang mereka punya syetan. Jika darah-darah kita bukan untuk Islam, lalu untuk apa? Jika pengorbanan kita bukan untuk Islam, lalu untuk apa?”

Maka, sudah saatnya kita bertanya pada diri sendiri, “Kenapa saya harus membaca?” []

“Nobody is ever ‘too busy’. If they’ll interested, they’ll make time.”

Share the idea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *