Inilah Bahaya Jika Dolar Menguat
Dolar hari ini 1 USD = 13.000 rupiah. Esok hari 1 USD = 15.000 rupiah. Hal ini berarti nilai Rupiah telah melemah (depresiasi), dan Dolar telah menguat (apresiasi). Maksud dari melemah adalah, makin mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli satu mata uang asing. Dampak dari melemahnya nilai tukar ini cukup banyak. Jika kita lihat sekitar kita, rata-rata produk yang kita gunakan merupakan produk impor. Impor adalah aktivitas membeli barang (komoditas) dari negara lain.
Biasanya aktivitas impor ini menggunakan mata uang US Dollar, karena mata uang tersebut adalah standar pembayaran internasional. Jika rupiah depresiasi, maka biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang di luar negeri (impor) akan meningkat. Selain itu, 80% bahan baku industri yang ada di dalam negeri adalah barang impor. Jika rupiah depresiasi, maka biaya pembelian bahan baku akan meningkat.
Peningkatan harga bahan baku ini pada akhirnya akan mendorong naiknya harga barang jadi dari industri tersebut. Dampak lain adalah meningkatnya beban hutang luar negeri, karena hutang luar negeri menggunakan Dollar sebagai media pembayarannya. Penyebab paling umum dari fluktuasi kurs ini adalah permintaan dan penawaran uang asing. Untuk memahami ini, cek postingan sebelumnya tentang bekal dasar memahami berita ekonomi poin 1.
Singkatnya, semakin banyak Dollar tersedia di sebuah negara, maka nilainya akan depresiasi, sedangkan Rupiah akan apresiasi. Tahun 2015 lalu, ketika Federal Reserve (bank sentral Amerika) menaikkan suku bunga, membuat para pemilik uang dollar dalam jumlah besar menaruh uangnya di Amerika. Hal ini menyebabkan persediaan Dollar di dalam negeri menjadi berkurang. Pengurangan Dollar di dalam negeri menyebabkan nilai Dollar apresiasi, rupiah depresiasi.
Sumber:
Purnomo et al. 2013. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Gambar: https://d1e00ek4ebabms.cloudfront.net/production/3849fbd2-101b-4ccc-acb0-fd2abb6d7226.jpg