Syekh Yusuf al-Makassari: Pejuang Jihad yang Dikenal Hingga Afrika
APA YANG KITA BAYANGKAN JIKA MENDENGAR NAMA INDONESIA TIMUR? MAYORITAS NON-MUSLIM DENGAN PENGARUH ISLAM YANG SANGAT SEDIKIT.
Persepsi ini semakin kuat jika kita menengok sejarah besar bangsa ini, yang membersamai peristiwa kemerdekaan Indonesia. Bahwa, apabila Indonesia yang baru saja merdeka kemudian menggunakan “penerapan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, maka Indonesia Timur yang mayoritasnya kafir, akan memisahkan diri dari Indonesia.
Namun sebelum KLI menjelaskan alasan dari kuatnya persepsi ini, izinkan kami mengenalkan sosok ulama dari bagian Timur Indonesia yang mendunia. Ialah Syekh Yusuf al-Makassari yang wafat di Cape Town, Afrika Selatan, pada 1699 M.
Syekh Yusuf al-Makassari lah yang berjasa besar dalam penyebaran dakwah Islam di Afrika Selatan. Pada sebuah tugu di dekat makamnya, tertulis:
“In the ship Voetboeg Saint Yusuf came from Ceylon to the Cape in 1694. He, his family & 49 followers were the first to read the holy Koran in South Africa”.
Uniknya, pada tugu tersebut juga disematkan nama “Ceylon”, sebutan atas Sri Lanka hingga 1972, negara yang sedang berkecamuk akibat kebangkrutan.
Mengapa Syekh Yusuf al-Makassari, ulama kharismatik asal Makassar yang termasuk dalam “Wali Pitue”, bisa terhubung dengan Sri Lanka?
Sebab, beliau menjadi tokoh sentral atas gelora jihad rakyat Banten yang bersama Sultan Ageung Tirtayasa, head-to-head melawan Belanda. Seiring kekalahan dan penangkapannya, dibuanglah beliau ke Ceylon. Dilalahnya, Ceylon saat itu juga menjadi tempat transit jamaah haji dari Nusantara yang akan ke Mekkah.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, beliau terus berjuang dengan pena dan memotivasi jamaah haji agar terus menggelorakan jihad melawan penjajah. Belanda pun merasa ketakutan dan membuangnya ke tempat yang lebih jauh: Afrika Selatan.
Untuk menghormati jasa dakwah Syekh Yusuf, wilayah selama beliau tinggal di Afrika Selatan kemudian disebut “Macassar”. Pada 1994, Nelson Mandela selaku Presiden Afrika Selatan menganugerahinya sebagai pejuang kemanusiaan dan putra terbaik Afrika.
Penelusuran lebih lanjut tentang sosok Syekh Yusuf, akan menghubungkan kita dengan populernya ajaran tasawuf di Nusantara.