Melawan Petang
Mentari berpamitan kepada kita
Menjemput bulan, segera
Manusia silap, lupa, dan alpa
Siapa dirinya ?
Kehidupan mulai memudar
Waktu terus berputar
Ketetapan beredar
Gelap tak akan bersinar
Siapa mampu melawan ?
Nama yang tertera pada bumi, langit, dan awan
Siapa mampu menahan ?
Nama yang disebutkan dalam kumandang adzan
Wong Edan, dia yang berani
Tak lihat kah dia kelemahan manusia ini ?
Sombong kah dia pada kekuatan manusia ini ?
Ironi
Melawan petang
Menantang karang
Menahan menang
Tak mau pulang
Bukankah petang adalah keniscayaan ?
Lantas, mengapa kau hendak lawan
Melawan keniscayaan adalah kebodohan
Kebodohan adalah kenestapaan
Kau sendiri yang menginginkan itu
Aku pribadi tak mau
Memperlihatkan kau tak mampu
Ah… Sudahlah, ambisimu begitu
Mencari menang,
Melawan petang !