Setelah Ramadhan, Lalu Apa?
Bulan Ramadhan telah berlalu. Ada yang senang, ada yang sedih, dan ada yang heran.
Senang. Senang, karena umat Islam dapat “meraih kemenangan” dan meningkatkan ketaqwaan. Senang, karena dapat bersilaturahmi dengan berbagai keluarga, baik yang kecil maupun yang besar.
Sedih. Karena bulan penuh ampunan dan keberkahan telah berakhir.
Dan heran. Karena ia berlalu tanpa meninggalkan bekas apapun.
Hari-hari setelah ini, akan berlalu seperti biasa. Kita merasa menyesal, karena bulan yang penuh dengan kemuliaan ini berlalu tanpa diisi dengan amalan-amalan istimewa.
Bahkan, amalan di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lain, bisa jadi tidak ada bedanya.
Hari-hari setelah ini, akan berlalu seperti biasa. Seolah, ia tak pernah ada. Lupa. Tanpa disadari, setahun telah berlalu, dan ia kembali tanpa disambut semangat menggebu.
Jika kemudian Ramadhan berlalu layaknya bulan-bulan yang lain, lantas untuk apa ada bulan Ramadhan?