Jadi Pejabat Itu Untuk Apa?
Kala belia, cita-citaku sangat sederhana
Ingin jadi pejabat saja, agar berguna bagi bangsa dan negara
Kala kudewasa, citra mereka begitu berbeda
Entah kenapa, kelakuannya tak lebih baik daripada anak teka!
Kala kubekerja, uanglah segalanya
Kuhitung saja, butuh berapa tahun untuk jadi kaya
Ternyata oh ternyata, tajir seketika bisa terjadi kala masuk jajaran istana
Proyek sini sana, masuk penjara pun cepat bebasnya
Tak perlu sekolah lama, tak harus jadi sarjana
Skill terpentingnya, jago retorika dan kuat sandiwara
Semua itu semakin sempurna, jika slalu taat pada kakak dan emak pembina
Sesungguhnya, inilah kerja instan yang sangat memesona!
Suap dan KKN adalah budaya, siram air keras adalah tidak sengaja
Memoles citra, melemahkan kapeka
Tak ada biaya karantina, anggarkan saja untuk bangun ibukota
Rakyat putus asa, tak tahu harus mengadu pada siapa
Wakilnya a ef ka, pasangannya sibuk bagi-bagi sepeda
Katanya, kepentingan rakyat jadi prioritas utama
Nyatanya, yang kaya semakin kaya dan yang miskin ditinggal sengsara
Di tengah bencana, rela begadang demi agenda pengusaha
Hei corona, inikah hadiah dari kotak suara kardus bergembok baja?
Benar adanya, kesabaran jelata harus seluas samudra
Pilkada pun lanjut saja, tak terpikir untuk talak tiga
Alangkah senangnya, beternak gurita untuk keluarga
Cuman modal anak papa, bisa melenggang jadi penguasa
Katanya, tidak semua borjuis itu sama
Ada segelintir naluri mulia yang memperjuangkan idealismenya
Sayangnya, dengan pahit kuharus berkata
Malaikat saja bisa jadi iblis di sistem yang sama!
Akhirnya, kumerenung dan terus bertanya
Sebenarnya, jadi pejabat itu untuk apa?
Nikmat dunia memang tiada tara
Tapi taruhannya, antara surga atau neraka!