Mampukah Kapitalisme Menjadi Solusi Kesehatan Manusia?
Penulis : Ahmad Rusydan, Ph.D
“Sungguh, sejak awal kelahirannya, kapitalisme sejatinya tidak memiliki masa depan. No Future, Really.”
Hampir setiap hari, publikasi ilmiah tentang genom virus Wuhan cepat bermunculan. Kini kita bisa memprediksi bagaimana virus Wuhan bisa menginfeksi manusia. Pembandingan susunan corona virus Wuhan ini ternyata mirip sekali dengan SARS pada gen S (Spike), yaitu gen coronavirus yang menyandi protein berbentuk mahkota (corona/crown), yang berfungsi untuk melekatkan partikel virus ke sel manusia yang mengekspresikan protein ACE2 Receptor (Angiotensin Converting Enzym Receptor). Dengan demikian, pembuatan dan produksi vaksin untuk memblokir ikatan corona virus Wuhan terhadap receptor manusia ACE2 bisa dimulai.
Demikian pula kita sudah mengetahui perbedaannya dengan MERS Cov, yakni coronavirus penyebab MERS ini berikatan dengan protein DPP4. Namun pertanyaanya, apakah wabah MERS yang terjadi pada tahun 2014 sudah menghasilkan vaksin?
Jawabnya, belum. Padahal WHO sudah menyatakan MERS ini berbahaya. Tingkat kematian manusia yang teinfeksi bisa mencapai 30%. Bandingkan dengan tingkat kematian akibat infeksi Covid-19 2-3%. Memang pengembangan vaksin memerlukan waktu yang lama. Namun, kompleksitasnya bukan semata-mata masalah teknis bioteknologinya, namun juga keberadaan pasar yang bisa memberikan return of investment (ROI) kepada produsen vaksin dan pemegang sahamnya (Plotkin, 2017)
Sistem ekonomi kapitalisme tidak mengenal adanya pembedaan kepemilikan harta. Semua dianggap kepemilikan pribadi. Tidak dibedakan mana harta milik umum, pribadi, atau negara. Konsep kepemilikan juga tidak menisbatkan kepada Sang Pencipta sehingga rasa kepemilikan terhadap harta sangat tinggi. Sistem ini tidak mengenal adanya timbangan harta akhirat dan amal jariyah.
Akibatnya, sebelum industri vaksin melakuan proses produksi, mereka akan melakukan kelayakan situasi pasar. Ini bisa dimengerti karena produser vaksin adalah industri swasta. Para pemegang sahamya menuntut keuntungan. Jadi, jangankan MERS, SARS dan Wuhan, masih banyak penduduk dunia yang tidak mendapatkan vaksin dasar untuk penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah karena kompleksitas persoalan harga yang belum tentu bisa diakses secara luas. Contohnya pada tahun 2018. Tidak kurang dari 60% anak-anak di 10 negara belum mendapatkan vaksin dasar untuk perlindungan dari penyakit dipteria dan pertussis (Piot, 2019).
Karena itu, dunia perlu berpikir ulang tentang sistem pendanaan atau pembiayaan layanan dan penelitian kesehatan yang berkelanjutan. Saat ini dunia hanya mengenal pajak sebagai sumber pembiayaan utama. Pasalnya, peradaban yang memimpin saat ini tidak meyakini adanya kehidupan yang lebih baik dan kekal, tidak meyakini bahwa harta yang sesungguhnya adalah harta yang dibelanjakan karena keinginan untuk mencapai ridho Allah Sang Pencipta.
Pada masa kekhilafahan Islam, dana wakaf berkontribusi hampir 30% dari pemasukan Baitul Mal. Besarnya dana ini membuat layanan dan penelitian kesehatan menjadi maju karena tidak ada beban untuk mengembalikan keuntungan.
Peradaban Islam yang dinantikan juga akan menjadikan ilmu pengetahuan tentang virus ini, makhluk Allah yang tidak kasatmata, sebagai ladang pahala. Vaksin akan dikembangkan dengan prosedur yang seefektif mungkin mengingat dana pembiayaan berasal dari amanah wakaf untuk kepentingan sebesar-besarnya umat manusia. Demikian pula perilaku manusia yang beresiko mencetuskan terjadinya wabah dicegah secara persuasif dengan edukasi yang otoritatif dan humanis sehingga narasi sesat bisa dikendalikan dengan tepat (Carey et al., 2020). Wallahu a’lam.[]
Sumber:
Carey, John & Chi, Victoria & Flynn, D. & Nyhan, Brendan & Zeitzoff, Thomas. (2020). The effect of corrective information about disease epidemics and outbreaks: Evidence from Zika and yellow fever in Brazil. https://advances.sciencemag.org/content/6/5/eaaw7449/tab-article-info
Piot, P., Larson, H.J., O’Brien, K.L. et al. Immunization: vital progress, unfinished agenda. Nature 575, 119–129 (2019). https://www.nature.com/articles/s41586-019-1656-7
Plotkin, S.A., Robinson, J.M., Cunningham, G., Iqbal, R., & Larsen, S.M. (2017). The complexity and cost of vaccine manufacturing – An overview. Vaccine.